• DATE

  • CATEGORY

Lahirnya KEK BUMN Terbesar, Industropolis Batang Bangun Ekonomi Nasional Melalui Industrialisasi & Hilirisasi

Kunjungan Presiden RI Prabowo Subianto

Batang, 25 Maret 2025 – PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), sebagai salah satu Proyek

Strategis Nasional (PSN) yang menjadi primadona investasi, kini resmi berstatus sebagai Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang. Status ini ditetapkan setelah Presiden Republik

Indonesia, Prabowo Subianto, menandatangani Peraturan Pemerintah pada 20 Maret 2025. Dengan

luas mencapai 2.886,7 hektare dari total pengembangan 4.300 hektare, KEK Industropolis Batang

menjadi KEK terbesar yang dimiliki oleh BUMN dan satu-satunya di Indonesia yang

menggabungkan tiga status: Industri dan Pengolahan, Logistik dan Distribusi, serta Pariwisata.

Sebagai pusat pertumbuhan industri baru, KEK Industropolis Batang menawarkan berbagai

insentif menarik, mulai dari pembebasan atau pengurangan pajak hingga kemudahan perizinan

investasi, yang memberikan kepastian bisnis bagi para investor. Dilengkapi dengan infrastruktur

kelas dunia, kawasan ini dirancang untuk mendukung industri masa depan yang berkelanjutan,

dengan konektivitas strategis ke pelabuhan, bandara, serta jaringan logistik nasional. Dengan

regulasi yang lebih fleksibel, KEK ini memastikan percepatan perizinan dan operasional bisnis

yang lebih efisien.

Lokasi KEK Industropolis Batang sangat strategis, berada tepat di tengah Tol Trans Jawa pada

KM 371 dengan akses langsung ke Gerbang Tol KIT Batang. KEK ini juga berada di titik nol

Kilometer ke Pantura dan Pelabuhan, serta hanya 45 menit ke Bandara Ahmad Yani Semarang.

Satu-satunya kawasan industri dengan akses tol yang langsung menyajikan pemandangan laut,

KEK ini juga diapit oleh pegunungan dan laut, memberikan nilai tambah dengan lanskap yang

indah dan asri. Keunggulan geografis inilah yang menjadi salah satu faktor utama dalam perolehan

status KEK dengan sektor Pariwisata.KEK Industropolis Batang hadir sebagai pusat ekonomi baru yang berfokus pada tiga sektor

utama. Pertama, sektor Industri dan Pengolahan yang menjadi rumah bagi manufaktur

berteknologi tinggi, seperti otomotif, elektronik, petrokimia, tekstil, serta makanan dan minuman.

Kehadiran sektor ini akan meningkatkan nilai tambah bahan baku lokal sebelum dipasarkan ke

dalam maupun luar negeri. Kedua, sektor Logistik dan Distribusi yang akan menjadikan KEK ini

sebagai simpul perdagangan global dengan fasilitas logistik terintegrasi, termasuk pelabuhan dan

gudang berikat. Ketiga, sektor Pariwisata yang dikembangkan dengan konsep destinasi wisata

industri dan ekowisata berkelas dunia, memberikan nilai tambah bagi industri kreatif dan

hospitality.

Sebelum ditetapkannya status KEK, kawasan ini telah menarik minat 27 tenant global, yang

menunjukkan daya tariknya sebagai pusat investasi. Tenant-tenant ini berasal dari negara-negara

seperti Amerika Serikat, Belanda, Korea Selatan, Chili, Jepang, Taiwan, dan China, dengan

industri yang mencakup solar panel, kaca, wood pellet, alas kaki, PVC, grinding ball, keramik, gas

industri, hingga alat kesehatan. Hingga saat ini, total nilai investasi yang telah masuk mencapai

Rp17,95 triliun. Dari 7 tenant yang telah beroperasi, kawasan ini telah menyerap 7.008 tenaga

kerja, dengan 80% berasal dari Kabupaten Batang. Dengan status KEK, KITB diproyeksikan akan

menarik tambahan investasi senilai Rp75,8 triliun serta menciptakan 58.145 lapangan kerja baru.

Saat beroperasi penuh, KEK ini berpotensi menyerap hingga 250.000 tenaga kerja, menjadikannya

pusat pertumbuhan ekonomi terbesar di Indonesia.

Keberadaan KEK Industropolis Batang sejalan dengan Asta Cita Pemerintah yang berfokus pada

peningkatan daya saing industri nasional dan penciptaan lapangan kerja berkualitas. Dengan

infrastruktur modern, seperti jaringan jalan kawasan, rumah susun, Tempat Pembuangan Sampah

Terpadu (TPST), bendung urang dan jaringan transmisi, reservoir, Instalasi Pengolahan Air (IPA),

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), serta jaringan transmisi gas, KEK ini menawarkan

ekosistem industri yang terintegrasi dan ramah lingkungan.

Mengusung konsep Smart and Sustainable, KEK Industropolis Batang dibangun dengan filosofi

nature, human, dan masa depan ekonomi berkelanjutan. Dengan pendekatan inovatif ini, KEK ini

menjadi destinasi utama bagi perusahaan yang ingin berkembang di era industri hijau dan digital.Tiga pilar utama yang diusung—menciptakan, berinovasi, dan berkembang—menjadi landasan

utama dalam menciptakan lingkungan bisnis yang kompetitif dan berdaya saing tinggi.

Ngurah Wirawan, Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang, menyampaikan bahwa

pencapaian ini merupakan langkah besar dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat industri

global. “Dengan status KEK, kami semakin optimis bahwa KEK Industropolis Batang akan

menjadi magnet investasi yang kuat, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, serta mendorong

pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan. Kami menawarkan peluang

investasi yang tak tertandingi dengan fasilitas terbaik dan insentif luar biasa,” ujarnya. Ia juga

menambahkan bahwa KEK ini tidak hanya menjadi pusat industri, tetapi juga ekosistem inovasi

yang memungkinkan kolaborasi antara industri, pemerintah, dan masyarakat.

Dengan fasilitas kelas dunia, sertifikasi Platinum Greenship, serta lokasi yang strategis, KEK

Industropolis Batang membuktikan bahwa Indonesia siap bersaing di tingkat global. Status KEK

ini menjadi katalis bagi percepatan pertumbuhan industri nasional, menarik investasi strategis,

serta menciptakan masa depan ekonomi yang lebih cerah bagi bangsa.